Kamis, 19 Juli 2012

Demam Berdarah Dengeu; Penyebab, Gejala dan Pengobatannya


Deskripsi
Penyakit demam berdarah banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab. Demam berdarah jenis ini menyerang di saat kekebalan penderita sedang menurun. DBD memiliki ciri khas dibandingkan dengan demam lain yaitu, pada si penderita tidak ditemukan manifestasi pendarahan.

Pada kulit si penderita tampak bintik-bintik pendarahan. Selain pada kulit, penderita juga dapat mengalami pendarahan di gusi, hidung dan usus. Jika tidak segera mungkin ditangani dapat menyebabkan kematian pada si penderita.

Penyebab
DBD ini merupakan suatu penyakit demam akut yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus yang sebelumnya sudah menggigit penderita yang terinfeksi virus dengeu. Virus dengeu ini akan masuk kedalam peredaran darah manusia. Virus dengeu merupakan merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.

Gejala
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda, tergantung usia pasien. Gejala umum pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah perasaan menggigil, demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri dibelakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah serta munculnya ruam pada kulit. 

Kesakitan pada tungkai dan sendi akan terjadi beberapa jam sejak gejala demam berdarah dengeu mulai dirasakan. Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. Kemerahan juga tampak pada wajah yang dengan cepat akan menghilang. Kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar. 

Pada beberapa epidemi, penderita juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria) dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).

Pengobatan
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan bagi penderita Demam Berdarah yang tidak terlalu parah adalah dengan cara mengganti cairan tubuh, memberi minum sebanyak 1,5 liter-2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu), dan juga garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit kepada si penderita. Ini dilakukan untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat. 

Aspirin dan obat anti peradangan non-sterodial seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan resiko pendarahan. Untuk pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi.

Pencegahan
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektid untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. 

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan perbaikan desain rumah.

2. Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengeu dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.

3. Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu, dapat juga digunakan larvasida.

Selain itu, oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari, beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin atau minyak lemon eucalyptus.


Baca Juga :
Jerawat; Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Jantung Koroner; Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Diabetes Mellitus; Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Kolera; Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Cacar Air; Penyebab, Gejala dan Pengobatannya


Artikel Menarik Lainnya :

1 komentar: